Nobody's Fool|My Happy Ending|Complikated|Why|Losing Grip|My World|I'm With U|Slipped Away|Thing I Never Say|Naked|Unwanted |Basket case |Runaway |Forgotten|How Does It Feel|I Dont Have To Try|Girl Friend|Keep Holding On|SpongeBob SquarePants|Knockin Of Heaven Door's|Take Me Away|Dont Tell Me|
Selasa, 31 Maret 2009
Best Of Avril Lavigne
Diposting oleh Ronnyjogiestz di 20.01 0 komentar
Minggu, 29 Maret 2009
Best Of Westlife
If I Lef You Go|Soledad|I Need You|Try Agaian|Swear It Again|Season In The Sun|Change Your Mind|Fool Again|My Love|We Are One|I Have a Dream|Open U'r Heart|Change The World|You Raise Me Up|When I'm With You|Miss You|Moment|When U Tell Me That U Love Me|Have U Ever|Flying Without Wing|In This Life|Cant Lose What U Never Had|U Must Have Had a Broken Heart|Butterfly Kisses|Its You|Something Right|The Easy Way|I Dont Wanna Fight|I'm Already There|No No|She Back|Cact My Breath|Colour My World|
Diposting oleh Ronnyjogiestz di 22.01 0 komentar
Best Of Simple Plan
Shut Up|The Wors Day Ever|Untlited|Perfect|Crazy|Jump|Addicted|No Love|Welcome To My Life|Thank You|Time To Say Goodbye|I'm Just a Kid|When Im Gone|Save You|Your Love Is a Lie|Take My Hand|I Can Wait 4ever|God Must Hate Me|Generation|Id Do Anithing|Holding On|
Diposting oleh Ronnyjogiestz di 21.55 0 komentar
Best Of Green Day
Basket Case Feat Avril Lavigne|American Idiot|Whatser Name|Jesus Of Suburbia|Scattered|Welcome To Paradise|Holiday|We Are The Champion|Waiting|Ha Ha Youre Dead|Out Sider|I Dont Wanna Know If You Are Lonely|Are We Waiting|Boulevard Of Broken Dream|St. Jimmy|I Want To Be On TV|Don't Wanna Fall In Love|Wake Me Up When September End|Suffocate|Extradiornary Girl|Sick Of Me|
Diposting oleh Ronnyjogiestz di 21.30 0 komentar
Best Of Linkin Park
Reanimation-Full Album(rar)|Somewhere I Belong|My Desember|In The End|Breaking The Habit|Crawling|Numb|Faint|Session|With U|From The Inside|What Ive Done|Shadow Of The Day|Easer To Run|Don't Stay|One Step Closer|Valentine Day's|Forgotten|
Diposting oleh Ronnyjogiestz di 21.07 0 komentar
Jumat, 20 Maret 2009
Etika Wawancara
Diposting oleh Ronnyjogiestz di 20.35 0 komentar
Etika Mengundurkan Diri Dari Pekerjaan
Ketika memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang sekarang, pasti Anda telah memiliki tujuan tersendiri, yaitu ingin memulai petualangan baru di luar sana demi mendapatkan peningkatan karier dan penghasilan. Yang pasti kemanapun nantinya Anda akan mengakhiri petualangan, reputasi serta hubungan dengan rekan kerja yang baik harus diutamakan. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan agar memiliki kesan yang baik ketika memutuskan untuk mengundurkan diri dari sebuah pekerjaan. * Apapun yang terjadi, tetap tunjukkan profesionalisme * Pengalihan tanggung jawab * Hargai orang lain * Akhiri dengan manis Pastinya, ketika membuat keputusan untuk mengundurkan diri, bukan tidak mungkin akan memberikan pengaruh terhadap emosi yang bercampur-campur. Ketika ada sebuah ketertarikan terhadap kesempatan baru, disana juga akan ada kesedihan, ketika harus meninggalkan rekan-rekan kerja dan teman-teman baik, apalagi jika Anda sudah berkerja dalam kurun waktu yang lama. Ingat, tujuannya adalah untuk memelihara hubungan baik, menjaga reputasi dan memberikan kesan baik sebelum mengundurkan diri. Sumber : http://www.untukku.com/
Walaupun Anda harus pergi dalam keadaan yang tidak menyenangkan, tunjukkan sikap profesionalisme dalam proses resign. Karena orang akan mengingat apapun yang tidak Anda tangani dengan baik ketika akan berhenti dan ini akan menghantui Anda nantinya. Perlakukan orang lain dengan penuh hormat dan jangan membicarakan hal-hal negatif tentang atasan. Karena para rekan kerja ini adalah network Anda di masa depan.
Buat rencana peralihan pekerjaan, termasuk rekomendasi tentang hal-hal penting dari pekerjaan beserta jadwalnya. Jangan sengaja datang terlambat, berbasa-basi untuk mengikuti meeting lalu menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama rekan-rekan kerja, karena telah mengajukan surat pengunduran diri. Jangan lupa juga untuk menawarkan bantuan apabila ada pertanyaan penting yang harus diajukan oleh para rekan kerja, bahkan ketika Anda sudah benar-benar keluar dari kantor tersebut.
Ketika telah mengumumkan soal pengunduran diri, pastinya Anda akan menerima banyak ucapan baik secara langsung maupun lewat email yang berisi ucapan selamat tinggal dan terima kasih. Beri respon dengan mengirimkan ucapan terima kasih kepada setiap orang yang mengirimkannya. Dan jangan lupa juga untuk menghargai rekan-rekan yang ingin mengadakan farewell party untuk Anda sebelum pergi meninggalkan mereka.
Selama minggu terakhir, kirimkan note yang berisi ucapan selamat tinggal dan juga terima kasih untuk semua rekan-rekan kerja atas semua dukungannya selama ini, dan beri highlight untuk hal-hal yang sangat Anda hargai dari perlakuan perusahaan selama ini pada Anda. Jangan lupa juga untuk memberikan nomor telepon yang bida dihubungi untuk bisa tetap menjalin hubungan dengan para rekan untuk menjaga networking.
Diposting oleh Ronnyjogiestz di 20.29 0 komentar
Etika Menjadi Karyawan Baru
Menjadi karyawan baru atau pegawai baru kerapkali tidak mudah. Sudah mencari pekerjaannya setengah mati susahnya, soal adaptasi dengan lingkungan baru pun kerap menjadi masalah tersendiri. Keadaan semacam inilah yang kerap membuat para karyawan baru harus menelan pengalaman pahit. Mereka akhirnya mengambil keputusan untuk berhenti dengan alasan tidak tahan atau terpaksa. Buntut-buntutnya cari pekerjaan lagi.
Kalau melihat praktek sehari-hari, rupanya kejadian demikian tidak hanya menimpa orang yang baru pertama kali kerja. Orang yang sudah punya pengalaman kerja sekali pun sering terhambat oleh soal adaptasi ini. Intinya, menjadi karyawan baru atau menjadi orang baru di tempat yang sama sekali baru itu tidak bisa dibilang mudah seratus persen. Ada sejumlah kesulitan, yang kalau tidak ditangani secara bijak, dapat membuat rencana kita gagal atau terbengkalai di tengah jalan.
Dari praktek di lapangan, munculnya kesulitan itu bisa bersumber dari dalam diri kita dan juga ada yang bersumber dari atasan, pimpinan atau manajemen. Apa saja yang bersumber dari diri kita? Ini juga tidak bisa didetailkan satu persatu di sini. Sekedar untuk sebagai acuan, saya ingin memakai laporan sebuah studi. Meski ini didasarkan pada angkatan kerja di Amerika, tetapi rasanya tidak ada ruginya juga kalau kita menjadikannya sebagai semacam pedoman untuk memperbaiki diri. Dalam laporan berjudul "Are They Really Ready To Work" (The Conference Board, Inc: 2006), ada beberapa poin penting yang bisa dicatat.
1. Skill atau kompetensi.
Skill atau kompetensi adalah sesuatu yang membuat kita mampu mengerjakan pekerjaan. Motivasi adalah sesuatu yang membuat kita mau mengerjakan pekerjaan. Sedangkan sikap adalah sesuatu yang akan menentukan sebagus apa pekerjaan itu akan kita kerjakan. Kalau skill kita defisit menurut ukuran tuntutan pekerjaan (workforce) di tempat yang baru itu, ya mau tidak mau memang ini masalah dari kita dan buat kita. Jika kita kebetulan masuk di perusahaan yang memiliki unit atau badan EAP (Employee Assistance Program), dan lain-lain, kita bisa memanfaatkan sarana tersebut untuk meng-up grade skills atau kemampuan kita. Kalau tidak tersedia., kita yang harus inisiatif dan kreatif menambah ketrampilan dan kemampuan dengan sarana dan situasi yang ada. Itu pun sudah menjadi ujian dari kemampuan kita to struggle beyond our own laziness and inner obstacle.
2. Profesionalisme dan etika kerja.
Profesionalkah kita? Ada pendapat yang menyatakan bahwa orang akan disebut profesional kalau yang bersangkutan berpedoman pada nilai-nilai dan etika kerja atau profesi yang disandangnya seperti orang memedomani / mengimani ajaran agamanya dalam arti berpegang teguh. Ini misalnya saja komitmen terhadap tugas, punya disiplin kerja, punya semangat dedikasi yang tinggi, mentaati etika, kode etik atau kesopanan, dan seterusnya..
3. Komunikasi (lisan & tulisan).
Kekurangan dalam hal kemampuan berkomunikasi, baik lisan dan tulisan, inipun ikut mempersulit posisi kita di tempat yang baru. Untuk yang baru lulus dari sekolah, biasanya masih belum terlatih menggunakan bahasa-bahasa yang pas untuk orang yang pas di tempat kerja. Ini bisa terjadi dari mulai yang kecil, misalnya memanggil orang, menyatakan pendapat, menjawab telepon yang masuk, dan lain-lain. Bagi yang sudah pernah kerja di tempat lain, kita pun perlu berhati-hati di tempat baru ini. Kenapa? Bahasa yang kita ucapkan itu tidak selamanya diartikan sama oleh orang yang berbeda di tempat yang berbeda.
4. Kerjasama atau tim
Kerjasama kelompok atau teamwork adalah kemampuan seseorang dalam bekerja sama dengan orang lain atau menjadi bagian dari suatu kelompok dalam melaksanakan suatu tugas. Sedikit-sedikit mendebat, tidak mau dipimpin dan tidak siap memimpin, kurang menyadari tanggung jawab tim, ingin mencari muka sendiri, kurang mandiri atau kurang berkonsultasi, tidak mau mendengarkan masukan, gampang tersinggung, terlalu sensitif, suka menggembosi orang lain, dan lain-lain, kerap menjadi masalah yang serius untuk orang baru. Karena itu, ini perlu dihindari.
5. Berpikir kritis dan kemampuan problem solving
Berpikir kritis, berpikir analitis, atau berpikir logis adalah kemampuan seseorang dalam memahami situasi dengan cara menguraikan masalah menjadi bagian-bagian yang lebih rinci (faktor-faktor; penyebab masalah), atau mengamati akibat suatu tindakan / keadaan tahap demi tahap berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan semangat (spirit). Sebetulnya, semua level jabatan membutuhkan kemampuan ini meski bentuknya berbeda-beda. Ini misalnya saja: teliti, keputusan yang logis, opini yang aktual dan faktual, memiliki informasi yang relevan dengan pekerjaan, bisa melihat masalah atau bagiannya sebagai sesuatu yang bisa dihadapi dengan tindakan-tindakan yang logis, mengetahui sumber-sumber bahaya (the danger), dan lain-lain.
Itu semua adalah point yang berpotensi menyulitkan posisi kita apabila tidak kita perhatikan dengan bagus.
Masalah Eksternal
Tak hanya masalah-masalah di atas yang mempersulit posisi kita di tempat yang baru. Ada masalah lain yang juga ikut mempersulit. Sebut saja ini masalah eksternal. Inipun tidak bisa kita detailkan satu persatu. Secara umum, masalah eksternal yang dihadapi orang baru itu adalah masalah person. The person di sini, bisa atasan, bawahan atau kolega. Ini yang pertama. Meminjam istilah yang dipakai para ahli di bidang karir, person yang bisa mempersulit kita itu disebut "the difficult people". Seperti apa orang yang sulit itu? Menurut kolomnis The CEO Refresher, Paul B. Thornton (2002), ciri-ciri utama orang sulit itu adalah:
1. The Aggressor: memaksakan kehendak, menggunakan bahasa yang kasar, otoriter, main pecat, dan semisalnya
2. The Victim: selalu menyalahkan orang lain, selalu ngomel karena merasa dirugikan orang lain, selalu menuding karyawan sebagai faktor kerugian, dan seterusnya.
3. The Rescuer: selalu ingin ikut campur, terlalu takut dibenci orang dan terlalu ingin dipuji orang, dan semisalnya.
Selain person, terkadang miliu dan budaya juga ikut mempersulit posisi kita. Miliu kerja adalah apa yang kita rasakan di tempat kerja. Secara rasa, pasti berbeda antara tempat kerja yang sudah dipenuhi permusahan dengan tempat kerja yang dipenuhi keharmonisan atau kekeluargaan. Pasti ada perbedaan antara miliu kerja yang sehat dengan yang sakit. Lingkungan yang "bersih" dan "kotor"; ada perusahaan yang consumer-oriented ada yang tak peduli sama sekali; ada yang disiplin dan tertib tetapi ada juga yang kendor dan tak beraturan.
Artinya, baik miliu atau budaya yang tidak pas dengan hati kita terkadang juga menjadi masalah. Karena itu, tidak sedikit dari kita yang memilih untuk hengkang saat menghadapi miliu yang tidak klop atau budaya yang tidak pas.
Bagaimana menghadapinya?
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, ketika kita menghadapi persoalan di tempat kerja, pilihan yang tersedia di situ mungkin hanya dua. Pertama, kita hengkang ke tempat lain yang lebih bagus (Push out but better off). Ketika pilihan ini yang dipilih, berarti pembahasannya selesai. Kedua, kita tetap akan masuk di pekerjaan itu dan mengembangkan jurus-jurus baru di dalamnya (Staying on but building option). Mungkin ada yang bertanya, jurus-jurus apa yang perlu diambil jika saya tetap memilih opisi kedua? Untuk menjawab ini pasti tidak ada buku panduannya. Di bawah ini ada beberapa yang mungkin bisa kita jadikan acauan:
1. Fokuskan pada pengembangan diri
Dua agenda penting dalam pengembangan diri di sini adalah: a) memiliki program pengembangan sendiri, entah itu skill kerja atau mental yang terencana dengan bagus sesuai keadaan kita, dan b) menjadi fasilitator atas apa yang ditugaskan kepada kita. Menjadi fasilitator artinya kita menerima apapun yang ditugaskan kepada kita sebagai sarana belajar. Jangan mengerjakan sesuatu hanya karena disuruh semata. Ini beban buat kita dan terkadang mencerminkan kesan yang kurang bagus. Apalagi jika itu kita barengi dengan menuntut hak-hak sebelum kewajiban. Mengacu pada penjelasan di muka, kita bisa menjadikan tugas itu sebagai latihan berpikir kritis, latihan meningkatkan skill atau competency, dan lain-lain.
2. Fokuskan pada pembuktian
Sebagai orang baru, mungkin pesan Jet Li ini perlu diingat. Pertama, ketuklah pintu. Kedua, buatlah orang lain tahu bahwa Anda datang. Ketiga, buktikan siapa dirimu. Jika Anda sudah berhasil membuktikan diri, maka Anda tidak kesulitan mengontrol orang dan keadaan. Minimalnya, ketika kita sudah berhasil membuktikan diri secara bertahap, maka kita tidak gagap, tidak takut, tidak minder atau diliputi perasaan yang tidak-tidak tanpa alasan yang jelas.
Sebagai orang baru, kerapkali banyak penilaian yang bermacam-macam pada kita. Ada yang minor,underestimate, kurang ini, kurang itu, dan lain-lain. Satu sisi ini perlu kita pahami sebagai kewajaran. Namun begitu, jika kita pada akhirnya sanggup membuktikan diri, opini orang sekitar yang bermacam-macam pada kita akan kalah oleh realitas yang kita buktikan. Inilah salah satu esensi profesionalitas. Terkadang lebih bagus kita dinilai lima tetapi sanggup membuktikan sampai tujuh ketimbang kita dinilai tujuh tetapi hanya sanggup sampai lima.
3. Pelajari cara hidup
Cara hidup di sini termasuk bahasa-hidup, kebiasaan, dan budaya yang berlaku di tempat baru. Untuk bisa mempelajari ini memang terkadang menuntut agar kita ikut lebih dulu. Kalau bicara resiko sosial, bebannya akan lebih ringan kalau kita lebih dulu mengikuti cara hidup orang lama ketimbang kita langsung memberontak. Tentu ini untuk beberapa hal yang sifatnya bukan pelanggaran. Agar kita bisa ikut dan belajar, yang diperlukan di sini adalah kemampuan untuk mendengarkan, mengobservasi, melihat, menanyakan dan mempertanyakan serta memahami. Hindari upaya-upaya untuk menonjolkan diri sendiri secara mencolok atau ekstrim, apalagi membual terlalu jauh. Jadikan ini sebagai sarana untuk memperbaiki kemampuan berkomunikasi.
4. Hindari keberpihakan "gang"
Biar di tempat kerja pun ada politik, seperti di Senayan. Namanya sering disebut office politic (OP). OP ini adalah cara informal atau cara yang halus untuk mendapatkan kekuasaan, baik itu formal (authority) atau non-formal (power). Dalam prakteknya, OP ini kerap menimbulkan konflik antar-gang di tempat kerja. Sebagai orang baru, akan lebih safe kalau kita menghindari keberpihakan pada gang tertentu secara fanatik. Akan lebih bagus kalau kita bermain netral yang bijak dan asertif. Bijak di sini artinya punya kemampuan mengakomodasi dua hal yang kontras dan memberikan respon yang proper (tepat) dan proporsional. Asertif artinya kita tetap menjadi asli tetapi juga bisa beradaptasi dengan cara yang bagus (polite but firm). Ini juga termasuk latihan berkomunikasi (dealing with others).
5. Membangun mentalitas baja
Jurus ini kerap berhasil digunakan menghadapi atasan yang kita sebut difficult people di atas pada saat belum punya alternatif lain. Tentu ini tidak untuk semua jenis dan tipe. Sebut saja di sini misalnya kita punya atasan yang "tidak mudah puas". Jika itu kita terima dengan pemahaman yang dangkal tentang diri si atasan itu, akan mempersulit hidup kita sendiri atau memperberat beban batin kita. Akan mungkin berbeda masalahnya seandainya kita mampu melihat atasan kita dengan angle atau sudut pemahaman yang berbeda.
sumber: http://irwandesigner.multiply.com/
Diposting oleh Ronnyjogiestz di 20.08 0 komentar
Etika Berkomunikasi
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan. Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari : Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik sumber :http:// www.organisasi.orgEtika Dalam Berkomunikasi
Diposting oleh Ronnyjogiestz di 00.00 1 komentar