CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Selasa, 31 Maret 2009

Best Of Avril Lavigne


Unlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFire



Nobody's Fool|My Happy Ending|Complikated|Why|Losing Grip|My World|I'm With U|Slipped Away|Thing I Never Say|Naked|Unwanted |Basket case |Runaway |Forgotten|How Does It Feel|I Dont Have To Try|Girl Friend|Keep Holding On|SpongeBob SquarePants|Knockin Of Heaven Door's|Take Me Away|Dont Tell Me|

Minggu, 29 Maret 2009

Best Of Westlife

Unlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFire



If I Lef You Go|Soledad|I Need You|Try Agaian|Swear It Again|Season In The Sun|Change Your Mind|Fool Again|My Love|We Are One|I Have a Dream|Open U'r Heart|Change The World|You Raise Me Up|When I'm With You|Miss You|Moment|When U Tell Me That U Love Me|Have U Ever|Flying Without Wing|In This Life|Cant Lose What U Never Had|U Must Have Had a Broken Heart|Butterfly Kisses|Its You|Something Right|The Easy Way|I Dont Wanna Fight|I'm Already There|No No|She Back|Cact My Breath|Colour My World|

Best Of Simple Plan

Unlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFire



Shut Up|The Wors Day Ever|Untlited|Perfect|Crazy|Jump|Addicted|No Love|Welcome To My Life|Thank You|Time To Say Goodbye|I'm Just a Kid|When Im Gone|Save You|Your Love Is a Lie|Take My Hand|I Can Wait 4ever|God Must Hate Me|Generation|Id Do Anithing|Holding On|

Best Of Green Day

Unlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFire



Basket Case Feat Avril Lavigne|American Idiot|Whatser Name|Jesus Of Suburbia|Scattered|Welcome To Paradise|Holiday|We Are The Champion|Waiting|Ha Ha Youre Dead|Out Sider|I Dont Wanna Know If You Are Lonely|Are We Waiting|Boulevard Of Broken Dream|St. Jimmy|I Want To Be On TV|Don't Wanna Fall In Love|Wake Me Up When September End|Suffocate|Extradiornary Girl|Sick Of Me|

Best Of Linkin Park

Unlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFireUnlimited Free Image and File Hosting at MediaFire



Reanimation-Full Album(rar)|Somewhere I Belong|My Desember|In The End|Breaking The Habit|Crawling|Numb|Faint|Session|With U|From The Inside|What Ive Done|Shadow Of The Day|Easer To Run|Don't Stay|One Step Closer|Valentine Day's|Forgotten|

Jumat, 20 Maret 2009

Etika Wawancara


Dalam dunia kerja, salah satu tahapan seleksi yang harus dilalui seorang kandidat adalah menjalani proses wawancara. Tahapan ini dapat dilakukan pada awal ataupun di akhir proses seleksi. Biasanya tergantung pada kebijaksanaan dan kebiasaan yang dilakukan oleh perusahaan masing-masing. Jenis wawancara yang dilakukan juga bermacam-macam.MENURUT psikolog pengembangan SDM Maria Elvira dari Putik Psychology Center Balikpapan, wawancara awal biasanya dilakukan untuk melihat kompetensi yang dimiliki dengan posisi yang akan diisi, biasanya berdasarkan latar belakang pendidikan ataupun pengalaman yang telah dimiliki. Sedangkan wawancara akhir adalah untuk mengonfirmasikan dan melihat kesungguhan kandidat akan pekerjaan yang diinginkannya serta penerimaan diri, jika kandidat diterima di perusahaan tersebut.

Dikatakannya, meskipun wawancara untuk mendapatkan pekerjaan bukanlah suatu hal yang menakutkan, namun sebagian besar kandidat merasa kesulitan untuk dapat melakukan wawancara dengan baik. Apalagi kebanyakan kandidat pernah mengalami kegagalan di awal wawancara, sehingga tahapan ini dianggap sebagai momok oleh para pencari kerja. Oleh karena itu bagi kebanyakan pencari kerja, sebaiknya terlebih dahulu mencari fakta-fakta yang perlu diketahui tentang bagaimana cara menghadapi wawancara kerja. Sehingga dengan adanya fakta-fakta tersebut akan lebih memudahkan dan membantu kandidat dalam menghadapi dan mengatasinya.

“Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan pekerjaan. Dalam wawancara ada dua sudut pandang yang terjadi, yaitu sudut pandang pemberi kerja dan pencari kerja,” terang wanita yang akrab di sapa Evi ini.

Nah, dari sudut pandang pencari kerja, wawancara memiliki arti to sell yourself. Memberikan kesempatan untuk berbagi informasi tentang pencari kerja dan kebutuhannya, sejarah perusahaan, lingkungan kerja, aktivitas bisnis, dan rencana masa depan. Barulah kemudian dapat memutuskan, apakah pekerjaan tersebut memang sesuai untuknya.

Sementara dari sudut pandang pemberi kerja, melalui wawancara kerja mereka dapat mempelajari bakat, minat, kepribadian, pengalaman kerja, pendidikan dan motivasi kandidat. Wawancara kerja membantu pemberi kerja dan organisasi untuk menemukan kandidat yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Wawancara pertama adalah proses untuk saling mempelajari kedua belah pihak dan haruslah merupakan dialog dua arah.

“Wawancara kerja bukanlah masalah keberuntungan. Tetapi masalah persiapan, yang memerlukan keahlian atau skill. Jika persiapan tidak matang, meskipun begitu bagus di atas kertas. Hal tersebut belum menjadi jaminan,” jelasnya.

Untuk memudahkan saat diwawancarai, sebaiknya si kandidat pelamar terlebih dahulu mempelajari perusahaan tempat ia melamar, seperti sejarah perusahaan, produk dan servis yang dijual dan lokasi perusahaan. Bisa juga mencari data laporan tahunan perusahaan, berita atau literature lainnya. Atau, bisa juga mempelajari perusahaan pencari kerja melalui internet. Bicaralah dengan orang yang sudah bekerja di sana, atau dengan orang-orang yang tahu tentang perusahaan tersebut. Jadi, saat pe-wawancara bertanya tentang pengetahuan yang kita miliki mengenai perusahaan tersebut (hal ini selalu ditanyakan oleh pewawancara), maka pastinya akan mengejutkan mereka karena pengetahuan yang dimiliki sudah lengkap dan jelas., tanpa harus mengatakan “Aduh, saya tidak tahu”. Pastikan juga mengetahui bagaimana cara untuk sampai ke perusahaan tersebut dan berapa lama waktunya.

“Tidak ada alasan untuk terlambat. Mendatangi perusahaan yang bersangkutan dan memperoleh informasi yang bisa didapatkan sebelum hari wawancara akan sangat membantu. Setidaknya sudah menghilangkan satu kekhawatiran,” papar Evi.

Apa pun pertanyaannya, hubungkan jawabannya dengan pekerjaan. Berlatihlah berjabatan tangan untuk bisnis dan bagaimana memperkenalkan diri Anda. Salah satu alasan kenapa pencari kerja menerima seseorang adalah karena pewawancara merasa nyaman bersama anda dan yakin bahwa Snda akan diterima oleh karyawan yang lainnya, atau dengan kata lain, pewawancara menyukai Snda. Pewawancara memberi Anda kesempatan untuk menunjukkan kepribadian, intelektualitas, bakat dan minat Anda.

“Jangan memakai apa pun yang dapat mengalihkan perhatian pewawancara. Berpakaianlah secara konservatif. Beberapa buku mengatakan bahwa Anda sebaiknya berpakaian untuk pekerjaan yang sedang Anda kejar. Tapi ada baiknya berpakaian lebih baik dari itu, karena Anda tidak datang untuk bekerja tapi datang untuk wawancara. Baik pria maupun wanita sebaiknya memakai pakaian berwarna gelap,” tambah wanita yang tinggal di Jl Markoni Balikpapan Selatan ini.

Ditambahkan Evi, penampilan dan tindakan seorang pencari kerja akan menentukan irama dari wawancara. Resepsionis, sekretaris, dan pewawancara tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengenal kandidat. Jadi penilaian terhadap karakter, kompetensi dan kemampuan didasarkan pada penampilan dan tindakan si pelamar kerja.(*/dha)

Etika Mengundurkan Diri Dari Pekerjaan

Ketika memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang sekarang, pasti Anda telah memiliki tujuan tersendiri, yaitu ingin memulai petualangan baru di luar sana demi mendapatkan peningkatan karier dan penghasilan. Yang pasti kemanapun nantinya Anda akan mengakhiri petualangan, reputasi serta hubungan dengan rekan kerja yang baik harus diutamakan.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan agar memiliki kesan yang baik ketika memutuskan untuk mengundurkan diri dari sebuah pekerjaan.

* Apapun yang terjadi, tetap tunjukkan profesionalisme
Walaupun Anda harus pergi dalam keadaan yang tidak menyenangkan, tunjukkan sikap profesionalisme dalam proses resign. Karena orang akan mengingat apapun yang tidak Anda tangani dengan baik ketika akan berhenti dan ini akan menghantui Anda nantinya. Perlakukan orang lain dengan penuh hormat dan jangan membicarakan hal-hal negatif tentang atasan. Karena para rekan kerja ini adalah network Anda di masa depan.

* Pengalihan tanggung jawab
Buat rencana peralihan pekerjaan, termasuk rekomendasi tentang hal-hal penting dari pekerjaan beserta jadwalnya. Jangan sengaja datang terlambat, berbasa-basi untuk mengikuti meeting lalu menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama rekan-rekan kerja, karena telah mengajukan surat pengunduran diri. Jangan lupa juga untuk menawarkan bantuan apabila ada pertanyaan penting yang harus diajukan oleh para rekan kerja, bahkan ketika Anda sudah benar-benar keluar dari kantor tersebut.

* Hargai orang lain
Ketika telah mengumumkan soal pengunduran diri, pastinya Anda akan menerima banyak ucapan baik secara langsung maupun lewat email yang berisi ucapan selamat tinggal dan terima kasih. Beri respon dengan mengirimkan ucapan terima kasih kepada setiap orang yang mengirimkannya. Dan jangan lupa juga untuk menghargai rekan-rekan yang ingin mengadakan farewell party untuk Anda sebelum pergi meninggalkan mereka.

* Akhiri dengan manis
Selama minggu terakhir, kirimkan note yang berisi ucapan selamat tinggal dan juga terima kasih untuk semua rekan-rekan kerja atas semua dukungannya selama ini, dan beri highlight untuk hal-hal yang sangat Anda hargai dari perlakuan perusahaan selama ini pada Anda. Jangan lupa juga untuk memberikan nomor telepon yang bida dihubungi untuk bisa tetap menjalin hubungan dengan para rekan untuk menjaga networking.

Pastinya, ketika membuat keputusan untuk mengundurkan diri, bukan tidak mungkin akan memberikan pengaruh terhadap emosi yang bercampur-campur. Ketika ada sebuah ketertarikan terhadap kesempatan baru, disana juga akan ada kesedihan, ketika harus meninggalkan rekan-rekan kerja dan teman-teman baik, apalagi jika Anda sudah berkerja dalam kurun waktu yang lama. Ingat, tujuannya adalah untuk memelihara hubungan baik, menjaga reputasi dan memberikan kesan baik sebelum mengundurkan diri.

Sumber : http://www.untukku.com/

Etika Menjadi Karyawan Baru

Menjadi karyawan baru atau pegawai baru kerapkali tidak mudah. Sudah mencari pekerjaannya setengah mati susahnya, soal adaptasi dengan lingkungan baru pun kerap menjadi masalah tersendiri. Keadaan semacam inilah yang kerap membuat para karyawan baru harus menelan pengalaman pahit. Mereka akhirnya mengambil keputusan untuk berhenti dengan alasan tidak tahan atau terpaksa. Buntut-buntutnya cari pekerjaan lagi.

Kalau melihat praktek sehari-hari, rupanya kejadian demikian tidak hanya menimpa orang yang baru pertama kali kerja. Orang yang sudah punya pengalaman kerja sekali pun sering terhambat oleh soal adaptasi ini. Intinya, menjadi karyawan baru atau menjadi orang baru di tempat yang sama sekali baru itu tidak bisa dibilang mudah seratus persen. Ada sejumlah kesulitan, yang kalau tidak ditangani secara bijak, dapat membuat rencana kita gagal atau terbengkalai di tengah jalan.

Dari praktek di lapangan, munculnya kesulitan itu bisa bersumber dari dalam diri kita dan juga ada yang bersumber dari atasan, pimpinan atau manajemen. Apa saja yang bersumber dari diri kita? Ini juga tidak bisa didetailkan satu persatu di sini. Sekedar untuk sebagai acuan, saya ingin memakai laporan sebuah studi. Meski ini didasarkan pada angkatan kerja di Amerika, tetapi rasanya tidak ada ruginya juga kalau kita menjadikannya sebagai semacam pedoman untuk memperbaiki diri. Dalam laporan berjudul "Are They Really Ready To Work" (The Conference Board, Inc: 2006), ada beberapa poin penting yang bisa dicatat.

1. Skill atau kompetensi.

Skill atau kompetensi adalah sesuatu yang membuat kita mampu mengerjakan pekerjaan. Motivasi adalah sesuatu yang membuat kita mau mengerjakan pekerjaan. Sedangkan sikap adalah sesuatu yang akan menentukan sebagus apa pekerjaan itu akan kita kerjakan. Kalau skill kita defisit menurut ukuran tuntutan pekerjaan (workforce) di tempat yang baru itu, ya mau tidak mau memang ini masalah dari kita dan buat kita. Jika kita kebetulan masuk di perusahaan yang memiliki unit atau badan EAP (Employee Assistance Program), dan lain-lain, kita bisa memanfaatkan sarana tersebut untuk meng-up grade skills atau kemampuan kita. Kalau tidak tersedia., kita yang harus inisiatif dan kreatif menambah ketrampilan dan kemampuan dengan sarana dan situasi yang ada. Itu pun sudah menjadi ujian dari kemampuan kita to struggle beyond our own laziness and inner obstacle.

2. Profesionalisme dan etika kerja.

Profesionalkah kita? Ada pendapat yang menyatakan bahwa orang akan disebut profesional kalau yang bersangkutan berpedoman pada nilai-nilai dan etika kerja atau profesi yang disandangnya seperti orang memedomani / mengimani ajaran agamanya dalam arti berpegang teguh. Ini misalnya saja komitmen terhadap tugas, punya disiplin kerja, punya semangat dedikasi yang tinggi, mentaati etika, kode etik atau kesopanan, dan seterusnya..

3. Komunikasi (lisan & tulisan).

Kekurangan dalam hal kemampuan berkomunikasi, baik lisan dan tulisan, inipun ikut mempersulit posisi kita di tempat yang baru. Untuk yang baru lulus dari sekolah, biasanya masih belum terlatih menggunakan bahasa-bahasa yang pas untuk orang yang pas di tempat kerja. Ini bisa terjadi dari mulai yang kecil, misalnya memanggil orang, menyatakan pendapat, menjawab telepon yang masuk, dan lain-lain. Bagi yang sudah pernah kerja di tempat lain, kita pun perlu berhati-hati di tempat baru ini. Kenapa? Bahasa yang kita ucapkan itu tidak selamanya diartikan sama oleh orang yang berbeda di tempat yang berbeda.

4. Kerjasama atau tim

Kerjasama kelompok atau teamwork adalah kemampuan seseorang dalam bekerja sama dengan orang lain atau menjadi bagian dari suatu kelompok dalam melaksanakan suatu tugas. Sedikit-sedikit mendebat, tidak mau dipimpin dan tidak siap memimpin, kurang menyadari tanggung jawab tim, ingin mencari muka sendiri, kurang mandiri atau kurang berkonsultasi, tidak mau mendengarkan masukan, gampang tersinggung, terlalu sensitif, suka menggembosi orang lain, dan lain-lain, kerap menjadi masalah yang serius untuk orang baru. Karena itu, ini perlu dihindari.

5. Berpikir kritis dan kemampuan problem solving

Berpikir kritis, berpikir analitis, atau berpikir logis adalah kemampuan seseorang dalam memahami situasi dengan cara menguraikan masalah menjadi bagian-bagian yang lebih rinci (faktor-faktor; penyebab masalah), atau mengamati akibat suatu tindakan / keadaan tahap demi tahap berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan semangat (spirit). Sebetulnya, semua level jabatan membutuhkan kemampuan ini meski bentuknya berbeda-beda. Ini misalnya saja: teliti, keputusan yang logis, opini yang aktual dan faktual, memiliki informasi yang relevan dengan pekerjaan, bisa melihat masalah atau bagiannya sebagai sesuatu yang bisa dihadapi dengan tindakan-tindakan yang logis, mengetahui sumber-sumber bahaya (the danger), dan lain-lain.

Itu semua adalah point yang berpotensi menyulitkan posisi kita apabila tidak kita perhatikan dengan bagus.

Masalah Eksternal

Tak hanya masalah-masalah di atas yang mempersulit posisi kita di tempat yang baru. Ada masalah lain yang juga ikut mempersulit. Sebut saja ini masalah eksternal. Inipun tidak bisa kita detailkan satu persatu. Secara umum, masalah eksternal yang dihadapi orang baru itu adalah masalah person. The person di sini, bisa atasan, bawahan atau kolega. Ini yang pertama. Meminjam istilah yang dipakai para ahli di bidang karir, person yang bisa mempersulit kita itu disebut "the difficult people". Seperti apa orang yang sulit itu? Menurut kolomnis The CEO Refresher, Paul B. Thornton (2002), ciri-ciri utama orang sulit itu adalah:

1. The Aggressor: memaksakan kehendak, menggunakan bahasa yang kasar, otoriter, main pecat, dan semisalnya

2. The Victim: selalu menyalahkan orang lain, selalu ngomel karena merasa dirugikan orang lain, selalu menuding karyawan sebagai faktor kerugian, dan seterusnya.

3. The Rescuer: selalu ingin ikut campur, terlalu takut dibenci orang dan terlalu ingin dipuji orang, dan semisalnya.

Selain person, terkadang miliu dan budaya juga ikut mempersulit posisi kita. Miliu kerja adalah apa yang kita rasakan di tempat kerja. Secara rasa, pasti berbeda antara tempat kerja yang sudah dipenuhi permusahan dengan tempat kerja yang dipenuhi keharmonisan atau kekeluargaan. Pasti ada perbedaan antara miliu kerja yang sehat dengan yang sakit. Lingkungan yang "bersih" dan "kotor"; ada perusahaan yang consumer-oriented ada yang tak peduli sama sekali; ada yang disiplin dan tertib tetapi ada juga yang kendor dan tak beraturan.

Artinya, baik miliu atau budaya yang tidak pas dengan hati kita terkadang juga menjadi masalah. Karena itu, tidak sedikit dari kita yang memilih untuk hengkang saat menghadapi miliu yang tidak klop atau budaya yang tidak pas.

Bagaimana menghadapinya?

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, ketika kita menghadapi persoalan di tempat kerja, pilihan yang tersedia di situ mungkin hanya dua. Pertama, kita hengkang ke tempat lain yang lebih bagus (Push out but better off). Ketika pilihan ini yang dipilih, berarti pembahasannya selesai. Kedua, kita tetap akan masuk di pekerjaan itu dan mengembangkan jurus-jurus baru di dalamnya (Staying on but building option). Mungkin ada yang bertanya, jurus-jurus apa yang perlu diambil jika saya tetap memilih opisi kedua? Untuk menjawab ini pasti tidak ada buku panduannya. Di bawah ini ada beberapa yang mungkin bisa kita jadikan acauan:

1. Fokuskan pada pengembangan diri

Dua agenda penting dalam pengembangan diri di sini adalah: a) memiliki program pengembangan sendiri, entah itu skill kerja atau mental yang terencana dengan bagus sesuai keadaan kita, dan b) menjadi fasilitator atas apa yang ditugaskan kepada kita. Menjadi fasilitator artinya kita menerima apapun yang ditugaskan kepada kita sebagai sarana belajar. Jangan mengerjakan sesuatu hanya karena disuruh semata. Ini beban buat kita dan terkadang mencerminkan kesan yang kurang bagus. Apalagi jika itu kita barengi dengan menuntut hak-hak sebelum kewajiban. Mengacu pada penjelasan di muka, kita bisa menjadikan tugas itu sebagai latihan berpikir kritis, latihan meningkatkan skill atau competency, dan lain-lain.

2. Fokuskan pada pembuktian

Sebagai orang baru, mungkin pesan Jet Li ini perlu diingat. Pertama, ketuklah pintu. Kedua, buatlah orang lain tahu bahwa Anda datang. Ketiga, buktikan siapa dirimu. Jika Anda sudah berhasil membuktikan diri, maka Anda tidak kesulitan mengontrol orang dan keadaan. Minimalnya, ketika kita sudah berhasil membuktikan diri secara bertahap, maka kita tidak gagap, tidak takut, tidak minder atau diliputi perasaan yang tidak-tidak tanpa alasan yang jelas.

Sebagai orang baru, kerapkali banyak penilaian yang bermacam-macam pada kita. Ada yang minor,underestimate, kurang ini, kurang itu, dan lain-lain. Satu sisi ini perlu kita pahami sebagai kewajaran. Namun begitu, jika kita pada akhirnya sanggup membuktikan diri, opini orang sekitar yang bermacam-macam pada kita akan kalah oleh realitas yang kita buktikan. Inilah salah satu esensi profesionalitas. Terkadang lebih bagus kita dinilai lima tetapi sanggup membuktikan sampai tujuh ketimbang kita dinilai tujuh tetapi hanya sanggup sampai lima.

3. Pelajari cara hidup

Cara hidup di sini termasuk bahasa-hidup, kebiasaan, dan budaya yang berlaku di tempat baru. Untuk bisa mempelajari ini memang terkadang menuntut agar kita ikut lebih dulu. Kalau bicara resiko sosial, bebannya akan lebih ringan kalau kita lebih dulu mengikuti cara hidup orang lama ketimbang kita langsung memberontak. Tentu ini untuk beberapa hal yang sifatnya bukan pelanggaran. Agar kita bisa ikut dan belajar, yang diperlukan di sini adalah kemampuan untuk mendengarkan, mengobservasi, melihat, menanyakan dan mempertanyakan serta memahami. Hindari upaya-upaya untuk menonjolkan diri sendiri secara mencolok atau ekstrim, apalagi membual terlalu jauh. Jadikan ini sebagai sarana untuk memperbaiki kemampuan berkomunikasi.

4. Hindari keberpihakan "gang"

Biar di tempat kerja pun ada politik, seperti di Senayan. Namanya sering disebut office politic (OP). OP ini adalah cara informal atau cara yang halus untuk mendapatkan kekuasaan, baik itu formal (authority) atau non-formal (power). Dalam prakteknya, OP ini kerap menimbulkan konflik antar-gang di tempat kerja. Sebagai orang baru, akan lebih safe kalau kita menghindari keberpihakan pada gang tertentu secara fanatik. Akan lebih bagus kalau kita bermain netral yang bijak dan asertif. Bijak di sini artinya punya kemampuan mengakomodasi dua hal yang kontras dan memberikan respon yang proper (tepat) dan proporsional. Asertif artinya kita tetap menjadi asli tetapi juga bisa beradaptasi dengan cara yang bagus (polite but firm). Ini juga termasuk latihan berkomunikasi (dealing with others).

5. Membangun mentalitas baja

Jurus ini kerap berhasil digunakan menghadapi atasan yang kita sebut difficult people di atas pada saat belum punya alternatif lain. Tentu ini tidak untuk semua jenis dan tipe. Sebut saja di sini misalnya kita punya atasan yang "tidak mudah puas". Jika itu kita terima dengan pemahaman yang dangkal tentang diri si atasan itu, akan mempersulit hidup kita sendiri atau memperberat beban batin kita. Akan mungkin berbeda masalahnya seandainya kita mampu melihat atasan kita dengan angle atau sudut pemahaman yang berbeda.

sumber: http://irwandesigner.multiply.com/

Etika Berkomunikasi

Etika Dalam Berkomunikasi

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.

Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :

1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkahlaku yang baik

 Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik

- Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan
- Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara
- Menatap mata lawan bicara dengan lembut
- Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum
- Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar
- Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara
- Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon
- Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara
- Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi
- Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara.
- Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik.
- Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat, 
- Dan lain sebagainya.

sumber :http:// www.organisasi.org